Minggu, 01 Februari 2015

Metode Dasar Kompresi - Huffman Tree

METODE DASAR KOMPRESI
HUFFMAN TREE

Kompresi merupakan cara memperkecil ukuran citra dengan cara pemampatan data. Dalam artikel ini akan dibahas teknik kompresi menggunakan Metode Huffman yaitu dengan cara memanfaatkan karakter yang muncul secara berulang-ulang.

Algoritma Huffman adalah algoritma pemampatan citra yang menggunakan pendekatan statistic.
Adapun contoh proses encode algoritma ini adalah sebagai berikut:
Kode ASCII string “ABBABABACAACDDD
1.    Hitung jumlah kemunculan setiap karakter.

2.    Urutkan nilai-nilai grayscale berdasarkan frekuensi kemunculannya.

3.    Gabungkan dua buah pohon yang mempunyai frekuensi kemunculan terkecil dan urutkan kembali.

4.    Ulangi langkah (3) sampai membentuk sebuah pohon biner.

5.    Berikan label pada pohon biner tersebut dengan cara sisi kiri pohon diberi label 0 dan sisi kanan pohon diberi label 1.

6.    Telusuri pohon biner dari akar ke daun. Barisan label-label sisi dari akar ke daun adalah kode Huffman.
A = 1               (1 bit)
B = 01             (2 bit)
C = 001          (3 bit)
D = 000          (3 bit)
Jadi untuk Kode ASCII string “ABBABABACAACDDD” menjadi 10101101101100111001000000000
Rasio sebelum pemampatan = 15 x 8 bit = 120 bit
Rasio setelah pemampatan = (6 x 1 bit) + (4 x 2 bit) + (2 x 3 bit) + (3 x 3 bit) = 29 bit
Jadi persentase rasionya adalah 100% - (29/120 x 100%) = 75.8 %

Kamis, 22 Januari 2015

Microsoft HoloLens


Microsoft kembali memberi kejutan dalam event launching Windows 10 yang dilangsungkan kemarin. Namun yang menjadi sorotan terhadap Microsoft justru lebih besar ke produk barunya yang memang super keren lainnya, yaitu HoloLens.

Berbentuk seperti kacamata, HoloLens menjalankan Windows 10 versi mini yang disebut sebagai Windows Holographic. Yang menarik, perangkat ini tidak perlu terhubung dengan ponsel ataupun kabel karena di dalamnya telah dilengkapi CPU, GPU dan berbagai sensor pendukung. Melalui perangkat ini, Microsoft menjanjikan sentuhan yang berbeda dengan perangkat virtual reality yang sudah ada misalnya Google Glass maupun Oculus Rift.


Microsoft HoloLens adalah komputer hologram untethered pertama -tidak membutuhkan kabel, telepon,ataupun  koneksi ke PC. Microsoft HoloLens memiliki lensa high-definition see-through holographic dan suara spasial, yang memungkinkan pengguna untuk dapat melihat dan mendengar hologram di sekitar mereka.

Dengan berbekal sensor yang canggih, sistem ini dilengkapi dengan Holographic Processing Unit (HPU) yang dapat memahami apa yang pengguna lakukan dan mengamati keadaan disekitar pengguna tersebut. Microsoft HoloLens mampu mengolah data yang berkapasitas terabytes dari sensor yang dimilikinya secara real time, sambil beroperasi tanpa kabel.



Dengan menempatkan hologram tiga dimensi di dunia sekitar pengguna, Microsoft HoloLens dapat memberikan tampilan baru dalam kehidupan pengguna yang dapat memberitahukan apa yang pengguna lihat dan memahami apa yang pengguna katakan melalui gerakan tangan serta suara. Dengan menempatkan pengguna sebagai pusat pengalaman komputasi, Microsoft HoloLens memungkinkan pengguna untuk membuat, mengakses informasi, menikmati hiburan, dan berkomunikasi dalam cara-cara baru yang menarik. microsoft.com/microsoft-hololens




Rabu, 14 Januari 2015

Peningkatan Kualitas Citra (Enhancement Image)

Peningkatan Kualitas Citra (Image Enhancement) merupakan suatu tahapan Operasi Pengolahan Citra yang seringkali dikenal dengan pre-processing. Operasi peningkatan kualitas gambar berfungsi untuk meningkatkan fitur tertentu pada citra sehingga tingkat keberhasilan dalam pengolahan gambar berikutnya menjadi tinggi. Operasi ini lebih banyak berhubungan dengan penajaman dari fitur tertentu pada gambar. Peningkatan kualitas gambar ini dapat dilakukan “secara manual”, dengan menggunakan program lukis atau dengan pertolongan rutin software.

Untuk melakukan proses image enhancement, ada beberapa teknik yang dapat dicoba berdasarkan cakupan pada operasinya :

                1.    Operasi Titik 
Operasi Titik dalam image enhancement dilakukan dengan memodifikasi histogram citra masukan agar sesuai dengan karakteristik yang diharapkan. Histogram dari suatu citra adalah grafik yang menunjukkan distribusi frekuensi dari nilai intensitas piksel dalam citra tersebut. Teknik enhancement berdasarkan operasi titik dibagi tiga, yaitu :

Intensity Adjustment
Intensity adjusment bekerja dengan cara melakukan pemetaan linear terhadap nilai intensitas pada histogram awal menjadi nilai intensitas pada histogram yang baru.

Histogram Equalization
Teknik histogram equalization bertujuan untuk menghasilkan suatu citra keluaran yang memiliki nilai histogram yang relatif sama.

Thresholding
Thresholding merupakan proses pemisahan piksel-piksel berdasarkan derajat keabuan yang dimilikinya. Piksel yang memiliki derajat keabuan lebih kecil dari nilai batas yang ditentukan akan diberikan nilai 0, sementara piksel yang memiliki derajat keabuan yang lebih besar dari batas akan diubah menjadi bernilai 1 .

                2.    Operasi Spasial
Operasi spasial dalam pengolahan citra digital dilakukan melalui penggunaan suatu kernel konvolusi 2-dimensi. Teknik enhancement berdasarkan operasi titik dibagi tiga, yaitu : 

Neighborhood Averaging
Pada prinsipnya, filter yang digunakan dalam neighborhood averaging merupakan salah satu jenis low-pass filter, yang bekerja dengan cara mengganti nilai suatu piksel pada citra asal dengan nilai rata-rata dari piksel tersebut dan lingkungan tetangganya.

Median Filtering
Median filter merupakan salah satu jenis low-pass filter, yang bekerja dengan mengganti nilai suatu piksel pada citra asal dengan nilai median dari piksel tersebut dan lingkungan tetangganya.

High-Pass Filtering
Sebagaimana pada proses pengolahan sinyal satu dimensi, high-pass filter dua dimensi akan melewatkan komponen citra frekuensi tinggi dan meredam komponen citra frekuensi rendah.

                3.    Operasi Transformasi
Operasi transformasi ini dilakukan dengan cara mentransformasi citra asal ke dalam domain yang sesuai bagi proses enhancement, melakukan proses enhancement pada domain tersebut, mengembalikan citra ke dalam domain spasial untuk ditampilkan/diproses lebih lanjut.

Fast Fourier Transform (FFT)
Transformasi ini memindahkan informasi citra dari domain spasial ke dalam domain frekuensi, yaitu dengan merepresentasikan citra spasial sebagai suatu penjumlahan eksponensial kompleks dari beragam frekuensi, magnituda, dan fasa.


Proses-proses lain yang termasuk ke dalam perbaikan kualitas citra :
1. Pengubahan kecerahan gambar (image brightness)
2. Peregangan kontras (contrast stretching)
3. Pengubahan histogram citra.
4. Pelembutan citra (image smoothing)
5. Penajaman (sharpening) tepi (edge)
6. Penawaran semu (pseudocoloring)
7. Pengubahan geometrik

Aircraft's Black Box

A flight recorder (or aircraft's black box) is an electronic recording device placed in an aircraft for the purpose of facilitating the investigation of aviation accidents and incidents.


Black box consists of FDR and CVR. The flight data recorder (FDR) is an independent device that preserves the recent history of the flight through the recording of dozens of parameters collected several times per second. This piece of equipment is essential to the work of Air Crash Investigators as it records the many different operating functions of a plane all at once, such as the time, altitude, airspeed and direction the plane is heading. But these are just the primary functions of the recorder, in fact, modern Flight Data Recorders are able to monitor countless other actions undertaken by the plane, such as the movement of individual flaps on the wings, auto-pilot and fuel gauge. Information stored in the Flight Data Recorder of a plane that has crashed is invaluable for investigators in their search for determining what caused a specific crash. The data stored on the recorders helps Air Crash Investigators generate computer video reconstructions of a flight, so that they can visualise how a plane was handling shortly before a crash. 


The cockpit voice recorder (CVR) preserves the recent history of the sounds in the cockpit including the conversation of the pilots. The two recorders give a testimony, narrating the flight history with accuracy and impartiality, to assist in an investigation. The main purpose of the Cockpit Voice Recorder is, unsurprisingly, to record what the crew say and monitor any sounds that occur within the cockpit. While investigators might be interested in any witty banter between pilots that went on just before an explosion or plane malfunction, trained investigators are keen to pick up on sounds such as engine noise, stall warnings or emergency pings and pops. Investigators are so skilled that they are then able to work out crucial flight information such as the speed the plane was travelling and engine rpm and can sometimes pinpoint the cause of a crash from the very sounds the plane was making before it crashed. The Cockpit Voice Recorder is also extremely important for determining the timing of events as it contains information such as communication between the crew and ground control and other aircraft. The Cockpit Voice Recorder is usually located in the tail of a plane.


The Flight Data Recorder and the Cockpit Voice Recorder are invaluable tools for Air Crash Investigators worldwide and will continue to play a major role in finding out the causes of aviation accidents, as well as offering plane manufacturers and government’s considerable ideas to help make air travel as safe as possible.







Kamis, 08 Januari 2015

Surya's Blog: Sekilas tentang Android dari masa ke masa

Surya's Blog: Sekilas tentang Android dari masa ke masa: Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti smartphone dan gadget lainny...

Sekilas tentang Android dari masa ke masa



Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti smartphone dan gadget lainnya. Sejak pertama kali diluncurkan hingga sekarang, Android senantiasa melakukan pengembangan tiada henti. Hingga saat ini tak terhitung lagi berapa banyak smartphone yang mengusung Android sebagai sistem operasinya.

Pengembangan yang tiada henti inilah yang menjadi salah satu kunci kesuksesan Android dalam merebut hati para penggunanya di pasar smartphone dan gadget. Salah satu ciri khas Android adalah penamaan tipe-tipenya berdasarkan urutan abjad dan nama-nama makanan. Hal ini yang membuat para pengguna smartphone dan gadget sangat mudah dalam mengingat tipe-tipe Android apa saja yang telah diluncurkan. Berikut ini adalah ulasan singkat mengenai perkembangan tipe Android dari waktu ke waktu:

Android 1.0
OS Android 1.0 pertama kali diperkenalkan ke publik pada bulan Oktober 2008. OS Android ini pertama kali diimplementasikan pada perangkat HTC Dream atau T-Mobile G1. HTC Dream sukses membius pasaran saat itu karena hadir dengan navigasi penuh seperti adanya tombol QWERTY, tombol kamera, tombol home, back dan menu yang membawa angin baru pada dunia teknologi karena saat itu di Amerika Serikat sendiri sedang menggandrungi perangkat Apple yang minim akan navigasi. Selain itu, Android 1.0 juga tampil dengan Google Apps yang menawarkan berbagai macam aplikasi.

Cupcake (Android 1.5)
OS Android 1.5 Cupcake pertama kali muncul pada bulan April 2009 dan merupakan OS Android pertama yang menggunakan nama dessert. Di dalam Android 1.5 Cupcake terdapat beberapa pembaharuan seperti adanya dukungan aplikasi keyboard dan kamus pihak ketiga, dukungan widget yang lebih lengkap, kemampuan merekam dan memutar video berformat MPEG-4, transisi layar otomatis dan adanya mampu untuk menggungah video ke dalam YouTube secara langsung.

Donut (Android 1.6)
Sementara OS Android 1.6 Donut muncul setelah 6 bulan Android 1.5 Cupcake muncul. Secara keseluruhan, tampilan Android 1.6 Donut masih sama dengan pendahulunya. Namun di dalam OS ini terdapat dukungan untuk jaringan CDMA dan mendapatkan peningkatan kinerja kamera dan mesin pencarian.

Eclair (Android 2.0 – 2.1)
Android melakukan transformasi yang lebih besar lagi saat memperkenalkan OS Android 2.0 – 2.1 dengan kode Eclair. Saat itu, Eclair muncul bersama perangkat Motorola Droid yang tampil dengan peningkatan spesifikasi: dibandingkan dengan HTC Dream. Motorola Droid hadir dengan laya sentuh berukuran 3.7 inci (854×480 piksel), prosesor single core 600Mhz TI OMAP Cortex A8 dan dukungan RAM sebesar 256 MB. Perangkat ini tampil dengan UI yang lebih modern dan dilengkapi dengan dukungan GPS.

Froyo (Android 2.2 – 2.2.3)
Sementara OS Android Froyo lahir pada bulan Mei 2010. OS ini membawa banyak perubahan dari segi performa dibandingkan pendahulunya Eclair dan memiliki dukungan Adobe Flash Player. Selain itu, Froyo juga hadir dengan dukungan SD card yang bisa digunakan sebagai media penyimpanan aplikasi.

Gingerbread (Android 2.3–2.3.7)
OS Android Gingerbread pertama kali diperkenalkan pada Desember 2010. Gingerbread mengalami banyak sekali perubahan dibandingkan pendahulunya karena dirancang untuk memaksimalkan jalannya game dan aplikasi. Gingerbread juga memiliki dukungan layar WXGA dan konektivitas NFC.

Honeycomb (Android 3.0–3.2.6)
Sementara OS Android Honeycomb lahir pada Februari 2011. OS ini secara khusus hadir untuk mendukung perangkat tablet PC dan perangkat yang pertama kali muncul dengan berjalan pada Android Honeycomb adalah Motorola Xoom. Selain itu, Honeycomb juga hadir dengan tampilan status bar yang semakin mudah untuk dilakukan kostumisasi.

Ice Cream Sandwich (Android 4.0–4.0.4)
Ice Cream Sandwich atau biasa disebut ICS pertama kali dirilis pada bulan Oktober 2011. OS Android ICS tampil dengan UI yang sangat modern dan lebih friendly dibandingkan pendahulunya. Perangkat pertama yang didukung oleh ICS adalah Samsung Galaxy Nexus yang hadir dengan layar 720p.

Jelly Bean (Android 4.1–4.3)
Transformasi selanjutnya yang dilakukan Google adalah dengan merilis OS Android Jelly Bean pada bulan Juli 2012. Bersama dirilisnya Jelly Bean, Google juga merilis perangkat Nexus 7 yang merupakan produk buatan ASUS. Di dalam Jelly Bean terdapat pembaharuan fungsi dan kinerja UI, peningkatan input keyboard dan terdapat aplikasi pencarian Google Now yang bekerja dengan melakukan perintah suara dan memberi banyak informasi seperti cuaca dan traffic.

KitKat (Android 4.4 )
OS Android versi baru setelah kemunculan Jelly Bean bernama KitKat. KitKat pertama kali muncul pada Oktober 2013 bersama perangkat LG Nexus 5. OS Android KitKat mengalami pembaharuan UI seperti navigasi dan status bar transparan dan dapat bekerja dengan optimal pada perangkat yang memiliki spesifikasi rendah.

Lollypop (Android 5.0)
Google akhirnya secara resmi merilis sistem operasi Android versi 5.0 Lollipop. Secara teknis, Android Lollipop diklaim sebagai update sistem operasi terbesar yang pernah dilakukan Google. Konon, perangkat yang menggunakan OS Android L ini akan mampu berintegrasi antar perangkat seperti smartphone, tablet dan smartwatch berbasis Android.Perangkat smartphone yang beruntung mencicipi sistem operasi ini untuk pertamakali adalah dari keluarga baru Nexus yang akan segera diluncurkan dalam waktu dekat ini, antara lain Nexus 6 dan Nexus 9.

Android M (masih dalam masa pengembangan)