Surya's Blog
Rabu, 01 April 2015
Minggu, 01 Februari 2015
Metode Dasar Kompresi - Huffman Tree
METODE DASAR KOMPRESI
HUFFMAN TREE
Kompresi merupakan cara memperkecil ukuran citra dengan cara pemampatan
data. Dalam artikel ini akan dibahas teknik kompresi menggunakan Metode Huffman yaitu dengan cara
memanfaatkan karakter yang muncul secara berulang-ulang.
Algoritma Huffman adalah algoritma pemampatan citra yang menggunakan
pendekatan statistic.
Adapun contoh proses encode algoritma ini adalah sebagai
berikut:
Kode ASCII string “ABBABABACAACDDD”
1. Hitung jumlah kemunculan setiap karakter.
2. Urutkan nilai-nilai grayscale berdasarkan frekuensi kemunculannya.
3. Gabungkan dua buah pohon yang mempunyai frekuensi kemunculan terkecil dan urutkan kembali.
4. Ulangi langkah (3) sampai membentuk sebuah pohon biner.
5. Berikan label pada pohon biner tersebut dengan cara sisi kiri pohon diberi label 0 dan sisi kanan pohon diberi label 1.
6. Telusuri pohon biner dari akar ke daun. Barisan label-label sisi dari akar ke daun adalah kode Huffman.
A = 1 (1 bit)
B = 01 (2 bit)
C = 001 (3 bit)
D = 000 (3 bit)
Jadi untuk Kode ASCII string “ABBABABACAACDDD” menjadi 10101101101100111001000000000
Rasio sebelum pemampatan = 15 x 8 bit = 120 bit
Rasio setelah pemampatan = (6 x 1 bit) + (4 x 2 bit) + (2 x 3 bit) + (3 x 3 bit) = 29 bit
Jadi persentase rasionya adalah 100% - (29/120 x 100%) = 75.8 %
Kamis, 22 Januari 2015
Microsoft HoloLens
Microsoft kembali
memberi kejutan dalam event launching Windows
10 yang dilangsungkan kemarin. Namun yang menjadi sorotan terhadap
Microsoft justru lebih besar ke produk barunya yang memang super keren lainnya,
yaitu HoloLens.
Berbentuk seperti
kacamata, HoloLens menjalankan Windows 10 versi mini yang disebut sebagai Windows Holographic. Yang menarik,
perangkat ini tidak perlu terhubung dengan ponsel ataupun kabel karena di
dalamnya telah dilengkapi CPU, GPU dan berbagai sensor pendukung. Melalui perangkat
ini, Microsoft menjanjikan sentuhan yang berbeda dengan perangkat virtual
reality yang sudah ada misalnya Google
Glass maupun Oculus Rift.
Microsoft HoloLens adalah
komputer hologram untethered pertama -tidak membutuhkan kabel,
telepon,ataupun koneksi ke PC. Microsoft HoloLens memiliki lensa
high-definition see-through holographic dan suara spasial, yang memungkinkan
pengguna untuk dapat melihat dan mendengar hologram di sekitar mereka.
Dengan berbekal sensor yang canggih, sistem ini dilengkapi dengan Holographic Processing Unit (HPU) yang dapat memahami apa yang pengguna lakukan dan mengamati keadaan
disekitar pengguna tersebut. Microsoft HoloLens mampu
mengolah data yang berkapasitas terabytes dari sensor yang dimilikinya secara
real time, sambil beroperasi tanpa kabel.
Dengan menempatkan
hologram tiga dimensi di dunia sekitar pengguna, Microsoft HoloLens dapat memberikan tampilan
baru dalam kehidupan pengguna yang dapat memberitahukan apa yang pengguna lihat
dan memahami apa yang pengguna katakan melalui gerakan tangan serta suara. Dengan menempatkan
pengguna sebagai pusat pengalaman komputasi, Microsoft HoloLens memungkinkan
pengguna untuk membuat, mengakses informasi, menikmati hiburan, dan
berkomunikasi dalam cara-cara baru yang menarik. microsoft.com/microsoft-hololens
Rabu, 14 Januari 2015
Peningkatan Kualitas Citra (Enhancement Image)
Peningkatan Kualitas
Citra (Image Enhancement) merupakan suatu tahapan Operasi Pengolahan Citra yang
seringkali dikenal dengan pre-processing. Operasi peningkatan kualitas gambar
berfungsi untuk meningkatkan fitur tertentu pada citra sehingga tingkat
keberhasilan dalam pengolahan gambar berikutnya menjadi tinggi. Operasi ini
lebih banyak berhubungan dengan penajaman dari fitur tertentu pada gambar.
Peningkatan kualitas gambar ini dapat dilakukan “secara manual”, dengan
menggunakan program lukis atau dengan pertolongan rutin software.
Untuk
melakukan proses image enhancement, ada beberapa teknik yang dapat dicoba
berdasarkan cakupan pada operasinya :
1.
Operasi Titik
Operasi Titik dalam image enhancement
dilakukan dengan memodifikasi histogram citra masukan agar sesuai dengan
karakteristik yang diharapkan. Histogram dari suatu citra adalah grafik yang
menunjukkan distribusi frekuensi dari nilai intensitas piksel dalam citra tersebut.
Teknik enhancement berdasarkan operasi titik dibagi tiga, yaitu :
Intensity Adjustment
Intensity adjusment bekerja dengan cara
melakukan pemetaan linear terhadap nilai intensitas pada histogram awal menjadi
nilai intensitas pada histogram yang baru.
Histogram Equalization
Teknik histogram equalization bertujuan
untuk menghasilkan suatu citra keluaran yang memiliki nilai histogram yang
relatif sama.
Thresholding
Thresholding merupakan proses pemisahan
piksel-piksel berdasarkan derajat keabuan yang dimilikinya. Piksel yang
memiliki derajat keabuan lebih kecil dari nilai batas yang ditentukan akan
diberikan nilai 0, sementara piksel yang memiliki derajat keabuan yang lebih
besar dari batas akan diubah menjadi bernilai 1 .
2.
Operasi Spasial
Operasi spasial dalam pengolahan citra
digital dilakukan melalui penggunaan suatu kernel konvolusi 2-dimensi. Teknik
enhancement berdasarkan operasi titik dibagi tiga, yaitu :
Neighborhood Averaging
Pada prinsipnya, filter yang digunakan
dalam neighborhood averaging merupakan salah satu jenis low-pass filter, yang
bekerja dengan cara mengganti nilai suatu piksel pada citra asal dengan nilai
rata-rata dari piksel tersebut dan lingkungan tetangganya.
Median Filtering
Median filter merupakan salah satu jenis
low-pass filter, yang bekerja dengan mengganti nilai suatu piksel pada citra
asal dengan nilai median dari piksel tersebut dan lingkungan tetangganya.
High-Pass Filtering
Sebagaimana pada proses pengolahan sinyal
satu dimensi, high-pass filter dua dimensi akan melewatkan komponen citra
frekuensi tinggi dan meredam komponen citra frekuensi rendah.
3.
Operasi Transformasi
Operasi transformasi ini dilakukan
dengan cara mentransformasi citra asal ke dalam domain yang sesuai bagi proses
enhancement, melakukan proses enhancement pada domain tersebut, mengembalikan
citra ke dalam domain spasial untuk ditampilkan/diproses lebih lanjut.
Fast Fourier Transform (FFT)
Transformasi ini memindahkan informasi
citra dari domain spasial ke dalam domain frekuensi, yaitu dengan
merepresentasikan citra spasial sebagai suatu penjumlahan eksponensial kompleks
dari beragam frekuensi, magnituda, dan fasa.
Proses-proses lain yang termasuk ke dalam perbaikan kualitas citra :
1. Pengubahan
kecerahan gambar (image brightness)
2. Peregangan
kontras (contrast
stretching)
3. Pengubahan
histogram citra.
4. Pelembutan citra (image smoothing)
5. Penajaman (sharpening) tepi (edge)
6. Penawaran semu (pseudocoloring)
7. Pengubahan
geometrik
Aircraft's Black Box
A flight
recorder (or aircraft's black box) is
an electronic recording device placed in an aircraft for the purpose of facilitating the investigation of aviation accidents
and incidents.
Black box consists of FDR and CVR. The flight data recorder (FDR)
is an independent device that preserves the recent history of the flight
through the recording of dozens of parameters collected several times per
second. This piece of equipment is essential to the work
of Air Crash Investigators as it records the many different operating functions
of a plane all at once, such as the time, altitude, airspeed and direction the
plane is heading. But these are just the primary functions of the recorder, in
fact, modern Flight Data Recorders are able to monitor countless other actions
undertaken by the plane, such as the movement of individual flaps on the wings,
auto-pilot and fuel gauge. Information stored in the Flight Data Recorder of a
plane that has crashed is invaluable for investigators in their search for
determining what caused a specific crash. The data stored on the recorders
helps Air Crash Investigators generate computer video reconstructions of a
flight, so that they can visualise how a plane was handling shortly before a
crash.
The cockpit
voice recorder (CVR)
preserves the recent history of the sounds in the cockpit including the
conversation of the pilots. The two recorders give a testimony, narrating the
flight history with accuracy and impartiality, to assist in an investigation. The main
purpose of the Cockpit Voice Recorder is, unsurprisingly, to record what the
crew say and monitor any sounds that occur within the cockpit. While
investigators might be interested in any witty banter between pilots that went
on just before an explosion or plane malfunction, trained investigators are
keen to pick up on sounds such as engine noise, stall warnings or emergency
pings and pops. Investigators are so skilled that they are then able to work
out crucial flight information such as the speed the plane was travelling and
engine rpm and can sometimes pinpoint the cause of a crash from the very sounds
the plane was making before it crashed. The Cockpit Voice Recorder is also
extremely important for determining the timing of events as it contains information
such as communication between the crew and ground control and other aircraft.
The Cockpit Voice Recorder is usually located in the tail of a plane.
The Flight Data
Recorder and the Cockpit Voice Recorder are invaluable tools for Air Crash Investigators
worldwide and will continue to play a major role in finding out the causes of
aviation accidents, as well as offering plane manufacturers and government’s
considerable ideas to help make air travel as safe as possible.
Kamis, 08 Januari 2015
Surya's Blog: Sekilas tentang Android dari masa ke masa
Surya's Blog: Sekilas tentang Android dari masa ke masa: Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti smartphone dan gadget lainny...
Sekilas tentang Android dari masa ke masa
Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti smartphone dan gadget lainnya. Sejak pertama kali diluncurkan hingga sekarang, Android senantiasa melakukan pengembangan tiada henti. Hingga saat ini tak terhitung lagi berapa banyak smartphone yang mengusung Android sebagai sistem operasinya.
Pengembangan yang tiada henti inilah yang menjadi salah satu kunci kesuksesan Android dalam merebut hati para penggunanya di pasar smartphone dan gadget. Salah satu ciri khas Android adalah penamaan tipe-tipenya berdasarkan urutan abjad dan nama-nama makanan. Hal ini yang membuat para pengguna smartphone dan gadget sangat mudah dalam mengingat tipe-tipe Android apa saja yang telah diluncurkan. Berikut ini adalah ulasan singkat mengenai perkembangan tipe Android dari waktu ke waktu:
Android 1.0
OS Android 1.0 pertama kali diperkenalkan ke publik pada bulan Oktober 2008. OS Android ini pertama kali diimplementasikan pada perangkat HTC Dream atau T-Mobile G1. HTC Dream sukses membius pasaran saat itu karena hadir dengan navigasi penuh seperti adanya tombol QWERTY, tombol kamera, tombol home, back dan menu yang membawa angin baru pada dunia teknologi karena saat itu di Amerika Serikat sendiri sedang menggandrungi perangkat Apple yang minim akan navigasi. Selain itu, Android 1.0 juga tampil dengan Google Apps yang menawarkan berbagai macam aplikasi.
Cupcake (Android 1.5)
OS Android 1.5 Cupcake pertama kali muncul pada bulan April 2009 dan merupakan OS Android pertama yang menggunakan nama dessert. Di dalam Android 1.5 Cupcake terdapat beberapa pembaharuan seperti adanya dukungan aplikasi keyboard dan kamus pihak ketiga, dukungan widget yang lebih lengkap, kemampuan merekam dan memutar video berformat MPEG-4, transisi layar otomatis dan adanya mampu untuk menggungah video ke dalam YouTube secara langsung.
Donut (Android 1.6)
Sementara OS Android 1.6 Donut muncul setelah 6 bulan Android 1.5 Cupcake muncul. Secara keseluruhan, tampilan Android 1.6 Donut masih sama dengan pendahulunya. Namun di dalam OS ini terdapat dukungan untuk jaringan CDMA dan mendapatkan peningkatan kinerja kamera dan mesin pencarian.
Eclair (Android 2.0 – 2.1)
Android melakukan transformasi yang lebih besar lagi saat memperkenalkan OS Android 2.0 – 2.1 dengan kode Eclair. Saat itu, Eclair muncul bersama perangkat Motorola Droid yang tampil dengan peningkatan spesifikasi: dibandingkan dengan HTC Dream. Motorola Droid hadir dengan laya sentuh berukuran 3.7 inci (854×480 piksel), prosesor single core 600Mhz TI OMAP Cortex A8 dan dukungan RAM sebesar 256 MB. Perangkat ini tampil dengan UI yang lebih modern dan dilengkapi dengan dukungan GPS.
Froyo (Android 2.2 – 2.2.3)
Sementara OS Android Froyo lahir pada bulan Mei 2010. OS ini membawa banyak perubahan dari segi performa dibandingkan pendahulunya Eclair dan memiliki dukungan Adobe Flash Player. Selain itu, Froyo juga hadir dengan dukungan SD card yang bisa digunakan sebagai media penyimpanan aplikasi.
Gingerbread (Android 2.3–2.3.7)
OS Android Gingerbread pertama kali diperkenalkan pada Desember 2010. Gingerbread mengalami banyak sekali perubahan dibandingkan pendahulunya karena dirancang untuk memaksimalkan jalannya game dan aplikasi. Gingerbread juga memiliki dukungan layar WXGA dan konektivitas NFC.
Honeycomb (Android 3.0–3.2.6)
Sementara OS Android Honeycomb lahir pada Februari 2011. OS ini secara khusus hadir untuk mendukung perangkat tablet PC dan perangkat yang pertama kali muncul dengan berjalan pada Android Honeycomb adalah Motorola Xoom. Selain itu, Honeycomb juga hadir dengan tampilan status bar yang semakin mudah untuk dilakukan kostumisasi.
Ice Cream Sandwich (Android 4.0–4.0.4)
Ice Cream Sandwich atau biasa disebut ICS pertama kali dirilis pada bulan Oktober 2011. OS Android ICS tampil dengan UI yang sangat modern dan lebih friendly dibandingkan pendahulunya. Perangkat pertama yang didukung oleh ICS adalah Samsung Galaxy Nexus yang hadir dengan layar 720p.
Jelly Bean (Android 4.1–4.3)
Transformasi selanjutnya yang dilakukan Google adalah dengan merilis OS Android Jelly Bean pada bulan Juli 2012. Bersama dirilisnya Jelly Bean, Google juga merilis perangkat Nexus 7 yang merupakan produk buatan ASUS. Di dalam Jelly Bean terdapat pembaharuan fungsi dan kinerja UI, peningkatan input keyboard dan terdapat aplikasi pencarian Google Now yang bekerja dengan melakukan perintah suara dan memberi banyak informasi seperti cuaca dan traffic.
KitKat (Android 4.4 )
OS Android versi baru setelah kemunculan Jelly Bean bernama KitKat. KitKat pertama kali muncul pada Oktober 2013 bersama perangkat LG Nexus 5. OS Android KitKat mengalami pembaharuan UI seperti navigasi dan status bar transparan dan dapat bekerja dengan optimal pada perangkat yang memiliki spesifikasi rendah.
Lollypop (Android 5.0)
Google akhirnya secara resmi merilis sistem operasi Android versi 5.0 Lollipop. Secara teknis, Android Lollipop diklaim sebagai update sistem operasi terbesar yang pernah dilakukan Google. Konon, perangkat yang menggunakan OS Android L ini akan mampu berintegrasi antar perangkat seperti smartphone, tablet dan smartwatch berbasis Android.Perangkat smartphone yang beruntung mencicipi sistem operasi ini untuk pertamakali adalah dari keluarga baru Nexus yang akan segera diluncurkan dalam waktu dekat ini, antara lain Nexus 6 dan Nexus 9.
Android M (masih dalam masa pengembangan)
Langganan:
Postingan (Atom)